Pembelian batik madura naik sangat pesat setelah ada Jembatan Suramadu beroperasi. Peningkatan juga dipengaruhi kesadaran warga menggunakan batik untuk keperluan sehari-hari.
Peningkatan omzet dirasakan orang orang, yang punya Toko Batik Tresna Art di Bangkalan, dan pedagang di Pasar Batik 17 Agustus, Pamekasan, akhir pekan ini.
Menurut Supik yang membuka gerai batik dan oleh-oleh khas Madura, Sabtu (6/2), omzetnya mulai meningkat setelah pengakuan batik sebagai warisan budaya Nusantara pada 2 Oktober 2009. Penjualan semakin baik ketika Jembatan Suramadu dioperasikan.
pendapatan omzet ku bisa naik tiga kali sampai empat kali lipat, hari yang paling ramai Jumat, Sabtu, dan Minggu. Pada akhir pekan, saya bisa menjual sekitar 490 potong kain, ujar pedagang, yang hari Sabtu menerima konsumen puas asal Padang.
Pedagang batik di Pasar Tujuh Belas Agustus, Fatimah Tuzzahrro ( tahun 40), Minggu kemarin, mengatakan, penjualan batik meningkat setelah ada Jembatan Suramadu. Minggu kemarin beliau membawa sekitar 700 potong kain batik tulis madura dan cap yang dijual dengan harga Rp 30.000 sampai Rp 260.000. Stok sebanyak itu biasanya terjual separuhnya.
Meski berjualan di pasar tradisional, rata-rata omzet para pedagang batik madura tradisional di Pasar 17 Agustus mencapai 1 - 8 juta rupiah per hari. Miskiyah (40) beserta Kosni (60) mengungkapkan, setiap hari rata-rata omzet penjualan batik madura harga Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.
M Hasan (30), orang yang sering beli batik madura dari kota Surabaya, pada hari Kamis dan Minggu selalu menyempatkan diri belanja batik ke pasar batik tradisional 17 Agustus & dijualkan kembali ke Surabaya. ”Batik madura memiliki kekhasan, antara lain pewarnaan yang sangat bagus, dengan besar berupa batik tulis, dan modelnya variatif sangat banyak katanya.
dengan Antusiasme masyarakat
Salah seorang konsumen dari kota Sumenep, Yoyok(tahun 40), mengatakan, sangat antusiasme warga menggunakan batik meningkat setelah ada pengakuan batik berasal Organisasi Pendidikan, Kebudayaan Perserikatan Bangsa- Bangsa (UNESCO) , dan Ilmu Pengetahuan. Dia biasanya membeli batik madura untuk dikirim ke Surabaya dan Jakarta.
Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, fasilitasi lokasi penjualan batik madura di Pasar Batik Jokotole. Kios disiapkan puluhan, dengan harga sewa Rp 35 juta untuk 20 tahun.
Wakil Bupati madura mengatakan, pemkab sedang membuka pasar batik Pamekasan ke seluruh, seperti pulau Kalimantan,pulau Sumatera,pulau Sulawesi dan pulau papua. Targetnya, kerajinan batik yang masih menjadi mata pencarian sampingan bisa menjadi mata pencarian pokok bagi masyarakat.
Dari sisi Pencarian Asli Daerah (PAD) Pamekasan,pada tahun ini ditargetkan Rp 37 miliar. yang sangat diharapkan kerajinan tradisional batik madura mampu mendongkrak PAD.