Sejarah Batik Madura | tabinaco batik madura

Top Social

kami menerima reseller dan Agen untuk kain batik madura ☎️ whatsapp: 085736922112 📞 line: tabinaco_batik

Sejarah Batik Madura

Senin, 13 Maret 2017

Kain batik Madura mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke 16 dan 17 sejak zaman kerajaan. Alkisah bermula ketika sedang terjadi peperangan di daerah Pamekasan Madura. Peperangan tersebut antara Ke’ Lesap melawan Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan). Raden Azhar adalah ulama penasihat spriritual Adipati Pamekasan yang memiliki nama Raden Ismail atauAdipati Arya Adikara IV. Sedangkan Ke’ Lesap merupakan putera Madura asli keturunan Cakraningrat I dengan istri selir.
Raden Azhar memakai pakaian kebesaran batik motif parang atau dalam bahasa Madura lazim disebut motif leres yaitu kain batik dengan motif garis melintang simetris dalam peperangan tersebut. Saat memakai kain batik motif parang, terlihat Raden Azhar memiliki kharisma dan tampak gagah. Sejak saat itulah, jenis batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Madura terutama pembesar-pembesar di Pamekasan.
Di Jogjakarta dan Solo, Jenis kain batik parang adalah pakaian kebesaran para raja. Konon katanya, mereka yang rakyat biasa pantang memakainya. tetapi itu dulu, jika sekarang bolehlah asal tidak dipakai saat bertemu dengan raja. Misalnya dipakai untuk kondangan atau menghadiri rapat. Tokoh masyarakat penting yang mengenalkan kain batik ke Madura adalah seorang Adipati Sumenep, Arya Wiraraja yang tidak lain merupakan sekutu dekat Raden Wijaya, sebagai pendiri
kerajaan Majapahit.
Motif batik dari madura memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh beberapa batik dari daerah lainnya. Ciri utama atau khas batik Madura sebagai usaha rumahan yang mudah dikenali yaitu selalu terdapatnya warna merah dalam motif bunga ataupun daun. dari beberapa kalangan memberikan penilaian, terdapat kesamaan motif kain batik Jogjakarta dan Madura. Adanya kesamaan motif kain batik Madura dan Jogjakarta disebabkan karena ada hubungan darah antara raja Mataram dengan pembesar di Madura itu sendiri. Kerajaan Bangkalan pada zaman raja Cakraningrat I adalahbawahan Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung.



Corak dan motif batik madura


Corak dari batik Madura sendiri tak lepas dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu campur tangan dari orang-orang tionghoa. Batik madura mempunyai warna yang mencolok, seperti kuning, merah atau hijau. Masing-masing warna memiliki arti tersendiri. Misalnya, merah melambangkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras, hijau melambang warna religi di mana beberapa kerajaan Islam didirikan dan berkembang di Madura, kuning melambangkan bulir-bulir padi pertanian penduduknya. Batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.
Teknik pewarnaan Batik Madura dilakukan secara khusus yaitu melalui proses perendaman yang memakan waktu selama enam bulan. Jadi meski terlihat kasar, namun batik Madura tidak murahan. Bayangkan, harga di tingkat perajin saja bisa mencapai jutaan rupiah per helai. Keistimewaan lain dari batik ini, semakin lama warnanya terlihat semakin cerah

jenis batik madura


Selain berbagai motif dan corak yang beragam, batik Madura juga mempunyai berbagai jenis. Diantaranya adalah jenis batik Gentongan. Batik gentongan ini memiliki harga yang tak murah. Namun meski demikian, batik ini selalu diburu oleh kolektor maupun penggemar batik. Batik ini diberi nama gentongan karena pada proses pembuatannya, ada sebuah alat yang sangat memperngaruhi yaitu gentong atau gerabah. Alat gentong atau gerabah ini digunakan pada saat proses pewarnaan dengan bahan pewarna alami seperti kulit mengkudu, kulit mundu, kulit buah jelawe, kayu jambal, kayu jirek, dan yang lainnya.
 Proses pewarnaan ini juga tergolong lama yaitu sekitar 3 sampai 6 bulan. Maka batik ini tergolong batik yang mahal karena dalam pembuatan selembar batik ini diperlukan waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya. Cirri dari batik gentongan adalah warna yang berani, corak bahari seperti kapal, rumpt laut, dan sebagainya. Yang menarik dari batik gentongan adalah sekilas batik ini terlihat basah, namun jika dipegang, teksturnya halus dan kering.

Post Comment
Posting Komentar